MITOS JAWA
Oleh :
Gusna Naufal Taris
X MIA 6 / 18
Oleh :
Gusna Naufal Taris
X MIA 6 / 18
Kata Pengantar
Puji dan syukur ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, Penulis akan membahas
mengenai “Mitos Jawa”
Karya
Tulis Ilmiah ini telah dibuat dengan berbagai macam observasi dan berbagai
bantuan dari berbagai pihak, terutama narasumber dan tak lupa Guru Seni Budaya Penulis,
yaitu Pak Lulut untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan Karya
Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih sebesar
besarnya kepada semua piha yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Tiada
gading yang tak retak, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu Penulis mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membantu Penulis. Kritik
yang dapat membangun Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih baik dari pembaca
sangat Penulis harapkan untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir
kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 9
Desember 2013
Penulis
Bab I . Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Orang jawa mempunyai
budaya untuk mempunyai mitos/legenda, mitos jawa ada sebagian yang ada kata “Ora
Ilok”, di zaman sekarang kata “Ora Ilok” merupakan kata kata yang sepele,
tetapi di beberapa daerah masih manjur, seperti Penulis pada saat di desa desa,
kata “Ora Pareng” , “Ora Ilok” masih banyak terdengar.
Kata “Ora Ilok” ini
berasal dari dua kata, “Ora” berarti “tidak”, dan “Ilok” berarti “pantas”,
sehingga dalam segi bahasa kata “Ora Ilok” berarti “Tidak Pantas”. Sebenarnya
dibalik kata “Ora Ilok” itu terdapat makna yang tersirat. Sesuai peradaban
kejawen bahwa ada tata krama ewuh lan pekewuh (Kesopanan). Selain itu budaya
“Ora Ilok” itu sendiri sudah merupakan budaya jawa sejak dahulu.
Oleh karena itu,
Penulis akan membahas tentang budaya Mitos Jawa dan “Ora Ilok” sebagai bahasan KTI
ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh budaya “Ora Ilok” tersebut?
2. Apakah ada selain ora ilok yang merupakan mitos
jawa?
3. Apa makna dibalik kata “Ora Ilok” tersebut?
4. Apa dibalik makna mitos mitos jawa tersebut?
1.3 Tujuan karya tulis
Mengetahui apa makna dibalik kata mitos mitos jawa
tersebut
1.4 Metode Penelitian
Penulis mendapatkan informasi melalui wawancara
1.5 Tempat Penelitian
Rumah Narasumber
1.6 Waktu Penelitian
9 Desember 2013
1.7 Subjek Penelitian
Narasumber
Bab II. Pembahasan.
2.1 Hasil Penelitian
Beberapa kalimat yang menggunakan “Ora Ilok” dan
mitos jawa:
1. Aja lungguh gawe bantal, ora ilok. Ngko udunen (Jangan
duduk di bantal, ora ilok, nanti udunen)
2. Aja lungguh nang ngarepe pintu, ora ilok.ngko
seret rezekine (Jangan duduk di depan pintu, ora ilok, nanti susah rezekinya)
3. Aja turu pas maghrib, ora ilok. (Jangan tidur
saat maghrib, ora ilok)
4. Aja nuding nang kuburan, ora ilok. Ngko jarine
bosok. (Jangan nunjuk di kuburan, ora ilok, nanti jarinya bosok)
5. Aja adus pas malem, ora ilok.(Jangan mandi saat
malam, ora ilok)
6. Kupu kupu datang, nanti ada tamu, kalau kecil
kecil, tamunya ya anak anak.
7. Kalau mimpi digigit ular, nanti dapet jodoh.
8. Kalau makan tidak habis, nanti ayamnya pada mati.
9. Jangan ngintip orang, nanti timbilen
10. Jangan potong kuku di malam hari, nanti kukumu
dimakan setan.
2.2 Pembahasan
1. Jangan duduk di bantal,ora ilok, nanti udunen. Ini
diartikan bahwa bantal itu bukan tempat tidur, bantal itu untuk orang tidur,
jadi karena itu, duduk di bantal dikatakan ora ilok / tidak pantas.
2. Jangan
duduk di depan pintu, ora ilok, nanti susah rezekinya, Ini diartikan jangan
duduk di depan pintu, soalnya pintu itu sebagai tempat jalan, bukan tempat
duduk, nanti jadi menghalangi orang jalan. Oleh karena iu, duduk di depan pintu
dikatakan ora ilok.
3. Jangan tidur saat maghrib, ora ilok. Ini diartikan
jangan tidur pada saat maghrib, soalnya bagi umat islam, maghrib itu waktunya
ibadah, bukan untuk tidur, secara tidak langsung, menyuruh kita untuk shalat
maghrib. Oleh karena itu, tidur pada saat maghrib dikatakan ora ilok
4. Jangan nunjuk di kuburan, ora ilok, nanti jarinya
bosok. Ini diartikan kenapa kok tidak boleh nunjuk di kuburan, karena ada
budaya kesopanan, menunjuk orang mati itu tidak boleh karena tidak sopan. Oleh
karena itu, menunjuk di kubuan itu ora ilok.
5. Jangan mandi saat malam, ora ilok. Soalnya memang
pada saat itu mandi pada saat malam itu bahaya, selain itu mandi pada saat
malam juga bisa menyebabkan rematik. Oleh karena itu dikatakan ora ilok.
6. Kalau kupu kupu datang. Nanti ada tamu. Ini diartikan bahwa kita itu harus siap siap untuk kalau
ada tamu. Setiap waktu.
7. Kalau mimpi digigit ular, nanti
dapet jodoh. Ini diartikan bahwa kita harus berfikiran baik, tidak berfikiran
buruk atas mimpi buruk tersebut.
8. Kalau makan tidak habis, nanti
ayamnya pada mati. Ini diartikan kita jangan menyisakan makanan, karena
mubadzir. Nah mubadzir itu juga dilarang dalam agama.
9. Jangan ngintip orang, nanti
timbilen. Ini diartikan kalau kita tidak boleh mengintip orang, memang dalam
agamapun kita dilarang mengintip orang.
10. Jangan potong kuku di malam
hari, nanti kukumu dimakan setan, Mungkin karena malam hari, kita tidak boleh
potong kuku soalnya ya nanti kotor, dan karena malam tidak terlihat jelas, bisa
menyebabkan kecelakaan kecil. Oleh karena itu tidak boleh potong kuku di malam
hari.
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis
sampaikan adalah.
1.
“Ora ilok” itu memiliki
makna tersirat yang bertujuan baik. Selain itu, menunjukkan bahwa orang jawa
itu mempunyai budaya kesopanan yang bagus, terhadap apapun.
2.
Mitos Jawa itu juga memiliki makna tersirat
yang bertujuan baik. Seperti ora ilok, banyak yang menunjukkan sifat sifat kita
sopan.
3.2 Saran
1.
Kita boleh mempercayai
mitos jawa untuk kebaikan, bukan untuk kejelekan. Jadi kita boleh saja
mempercayai mitos jawa, tetapi tidak sampai di luar batas, sehingga ketakutan
kalau melanggar, kita boleh mempercayainya asal tidak di luar batas, sehingga
kita berbuat kebaikan.
Daftar Pustaka
http://kaisdanlaila.blogspot.com/2012/02/mitos-jawa-kuno.html
KOPAS EDIT :v Soalnya salah salah sedikit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar