Senin, 09 Desember 2013

Contoh Karya Tulis Ilmiah - 2 -Mitos Jawa

MITOS JAWA

Oleh :
Gusna Naufal Taris
X MIA 6 / 18



Kata Pengantar

Puji dan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, Penulis akan membahas mengenai “Mitos Jawa”

            Karya Tulis Ilmiah ini telah dibuat dengan berbagai macam observasi dan berbagai bantuan dari berbagai pihak, terutama narasumber dan tak lupa Guru Seni Budaya Penulis, yaitu Pak Lulut untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada semua piha yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

            Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu Penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membantu Penulis. Kritik yang dapat membangun Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih baik dari pembaca sangat Penulis harapkan untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

            Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 9 Desember 2013

Penulis











Bab I . Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Orang jawa mempunyai budaya untuk mempunyai mitos/legenda, mitos jawa ada sebagian yang ada kata “Ora Ilok”, di zaman sekarang kata “Ora Ilok” merupakan kata kata yang sepele, tetapi di beberapa daerah masih manjur, seperti Penulis pada saat di desa desa, kata “Ora Pareng” , “Ora Ilok” masih banyak terdengar.
Kata “Ora Ilok” ini berasal dari dua kata, “Ora” berarti “tidak”, dan “Ilok” berarti “pantas”, sehingga dalam segi bahasa kata “Ora Ilok” berarti “Tidak Pantas”. Sebenarnya dibalik kata “Ora Ilok” itu terdapat makna yang tersirat. Sesuai peradaban kejawen bahwa ada tata krama ewuh lan pekewuh (Kesopanan). Selain itu budaya “Ora Ilok” itu sendiri sudah merupakan budaya jawa sejak dahulu.
Oleh karena itu, Penulis akan membahas tentang budaya  Mitos Jawa dan “Ora Ilok” sebagai bahasan KTI ini.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana contoh budaya “Ora Ilok” tersebut?
2. Apakah ada selain ora ilok yang merupakan mitos jawa?
3. Apa makna dibalik kata “Ora Ilok” tersebut?
4. Apa dibalik makna mitos mitos jawa tersebut?

1.3 Tujuan karya tulis
Mengetahui apa makna dibalik kata mitos mitos jawa tersebut

1.4 Metode Penelitian
Penulis mendapatkan informasi melalui wawancara

1.5 Tempat Penelitian
Rumah Narasumber

1.6 Waktu Penelitian
9 Desember 2013

1.7 Subjek Penelitian
Narasumber

Bab II. Pembahasan.
2.1 Hasil Penelitian
Beberapa kalimat yang menggunakan “Ora Ilok” dan mitos jawa:
1. Aja lungguh gawe bantal, ora ilok. Ngko udunen (Jangan duduk di bantal, ora ilok, nanti udunen)
2. Aja lungguh nang ngarepe pintu, ora ilok.ngko seret rezekine (Jangan duduk di depan pintu, ora ilok, nanti susah rezekinya)
3. Aja turu pas maghrib, ora ilok. (Jangan tidur saat maghrib, ora ilok)
4. Aja nuding nang kuburan, ora ilok. Ngko jarine bosok. (Jangan nunjuk di kuburan, ora ilok, nanti jarinya bosok)
5. Aja adus pas malem, ora ilok.(Jangan mandi saat malam, ora ilok)
6. Kupu kupu datang, nanti ada tamu, kalau kecil kecil, tamunya ya anak anak.
7. Kalau mimpi digigit ular, nanti dapet jodoh.
8. Kalau makan tidak habis, nanti ayamnya pada mati.
9. Jangan ngintip orang, nanti timbilen
10. Jangan potong kuku di malam hari, nanti kukumu dimakan setan.

2.2 Pembahasan
1. Jangan duduk di bantal,ora ilok, nanti udunen. Ini diartikan bahwa bantal itu bukan tempat tidur, bantal itu untuk orang tidur, jadi karena itu, duduk di bantal dikatakan ora ilok / tidak pantas.
2.  Jangan duduk di depan pintu, ora ilok, nanti susah rezekinya, Ini diartikan jangan duduk di depan pintu, soalnya pintu itu sebagai tempat jalan, bukan tempat duduk, nanti jadi menghalangi orang jalan. Oleh karena iu, duduk di depan pintu dikatakan ora ilok.
3. Jangan tidur saat maghrib, ora ilok. Ini diartikan jangan tidur pada saat maghrib, soalnya bagi umat islam, maghrib itu waktunya ibadah, bukan untuk tidur, secara tidak langsung, menyuruh kita untuk shalat maghrib. Oleh karena itu, tidur pada saat maghrib dikatakan ora ilok
4. Jangan nunjuk di kuburan, ora ilok, nanti jarinya bosok. Ini diartikan kenapa kok tidak boleh nunjuk di kuburan, karena ada budaya kesopanan, menunjuk orang mati itu tidak boleh karena tidak sopan. Oleh karena itu, menunjuk di kubuan itu ora ilok.
5. Jangan mandi saat malam, ora ilok. Soalnya memang pada saat itu mandi pada saat malam itu bahaya, selain itu mandi pada saat malam juga bisa menyebabkan rematik. Oleh karena itu dikatakan ora ilok.
6. Kalau kupu kupu datang. Nanti ada tamu. Ini diartikan bahwa kita itu harus siap siap untuk kalau ada tamu. Setiap waktu.
7. Kalau mimpi digigit ular, nanti dapet jodoh. Ini diartikan bahwa kita harus berfikiran baik, tidak berfikiran buruk atas mimpi buruk tersebut.
8. Kalau makan tidak habis, nanti ayamnya pada mati. Ini diartikan kita jangan menyisakan makanan, karena mubadzir. Nah mubadzir itu juga dilarang dalam agama.
9. Jangan ngintip orang, nanti timbilen. Ini diartikan kalau kita tidak boleh mengintip orang, memang dalam agamapun kita dilarang mengintip orang.
10. Jangan potong kuku di malam hari, nanti kukumu dimakan setan, Mungkin karena malam hari, kita tidak boleh potong kuku soalnya ya nanti kotor, dan karena malam tidak terlihat jelas, bisa menyebabkan kecelakaan kecil. Oleh karena itu tidak boleh potong kuku di malam hari.

Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah.
1.      “Ora ilok” itu memiliki makna tersirat yang bertujuan baik. Selain itu, menunjukkan bahwa orang jawa itu mempunyai budaya kesopanan yang bagus, terhadap apapun.
2.       Mitos Jawa itu juga memiliki makna tersirat yang bertujuan baik. Seperti ora ilok, banyak yang menunjukkan sifat sifat kita sopan.
3.2 Saran
1.      Kita boleh mempercayai mitos jawa untuk kebaikan, bukan untuk kejelekan. Jadi kita boleh saja mempercayai mitos jawa, tetapi tidak sampai di luar batas, sehingga ketakutan kalau melanggar, kita boleh mempercayainya asal tidak di luar batas, sehingga kita berbuat kebaikan.








Daftar Pustaka

http://kaisdanlaila.blogspot.com/2012/02/mitos-jawa-kuno.html

KOPAS EDIT :v Soalnya salah salah sedikit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar