Minggu, 20 Juli 2014

The Very Last "Confession"

Prolog

 Ini adalah pesta malam ulang tahun salah satu sekolah di kota enola, ya sekolah itu adalah sekolahku. Sekarang ini setelah kelasku menampilkan sebuah drama di panggung yang meriah ini, aku sudah berhadapan dengan seorang perempuan, ya dia teman sekelasku. Aku mengajukan sebuah permintaan kepadanya, yang entah mengapa tindakanku ini menarik mata seluruh pengunjung pesta malam ulang tahun sekolahku ini. Lalu ia mengatakan sesuatu...
....aku tidak menolaknya...” Katanya padaku, selagi angin menghembuskan rambutnya yang panjang itu serta lampu lampu panggung itu tepat mengarah di belakang tubuhnya, membuat ia terlihat seperti siluet, dan ia nampak sangat cantik. Ya... Sangatlah cantik, dia adalah wanita yang tercantik dan akan menjadi yang tercantik selamanya dalam hidupku.

Ah... Akhirnya ia menerima permintaanku. Sungguh! Sungguh malam yang sempurna!. Aku berhasil melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik di panggung malam ini, dilengkapi pula dengan tindakannya yang menerima permintaanku. Mungkin ini adalah hadiah dari ulang tahunku. Hadiah dari tuhan, entah di dunia ini ada atau tidak. Aku hanya ingin bersyukur, bersyukur dan bersyukur serta lega.

“Hei ...” Ia menyadarkanku dari lamunanku.
“Ah, Terima kasih ya...” kataku kepadanya diikuti dengan senyum tertulusku.

.....

1. My Story

Samar samar, aku mengimajinasikan diriku berada di tempat yang tak asing lagi. Begitu samar, samar dan samar. Ah iya, aku mulai ingat. Kalau tak salah, aku berdiri di lapangan junior school ku. Lambat laun Imajinasiku ini semakin lama semakin nyata. Sekarang aku merasakan adanya angin sepoi sepoi menerpaku, ditambah hangatnya terik matahari yang memelukku. Inilah suasana kotaku, kota enola ku. Kota  yang terletak di kaki gunung ini menjadikan kota ini nan sejuk, begitu nyaman dan bersahaja di tubuhku ini.

“Ini adalah ceritaku” Itulah kata yang pertama kali terpintas dalam pikiranku.

Lalu, aku pun melihat sekelilingku. Ada banyak teman sebayaku yang bermain main sendiri, ada yang bermainbentengan, sepak bola, bulu tangkis dan sebagainya. Ah iya, aku ingat lagi. Ini adalah hari classmeeting ku dulu. Lalu, mengapa aku hanya berdiri dan terdiam menikmati pemandangan disekitarku ini ? mengapa aku tidak bermain dengan teman teman ku ?. Tiba tiba ada angin kencang datang, menerbangkan daun daun yang tadinya berserakan, mengenai kakiku, dan membuatku melihat kearah kakiku.

Bunga? Mengapa aku membawa sepetik bunga ? Bunga yang berwarna merah, dengan mahkota yang sangatlah indah. Namun di tangkainya ada duri duri yang tajam. Bunga Mawar, Bunga yang menjadi simbol untuk pengungkapan cinta kepada seseorang. Lantas, siapa yang akan aku ungkapkan rasa cintaku ?.

Aku pun melihat kedepan, berdiri sesosok gadis yang bisa kubilang sangatlah sesuatu ! Tingginya mungkin sekitar 145 sampai 149 cm bisa dibilang dia adalah loli ? Dia juga mempunyai wajah yang cantik, emm bukan, bukan cantik, melainkan imut, sangatlah imut. Matanya yang besar dan berwarna biru. Pipinya yang tembem dan kemerah merahan seakan memintaku untuk mencubitnya. Bibirnya yang tebal dan dihiasi dengan lipstick. Rambut merah muda nya yang twintail dengan dihiasi pita berwarna merahnya. Dilengkapi dengan seragam junior schoolnya yang tertulis nama Marina O. Eryna. Hmm, Marina O. Eryna adalah nama yang tak asing bagiku, bahkan aku tahu artinya. Seingatku Marina itu artinya adalah “perawan” dan Eryna yang berarti “Cantik”. Ah, mengapa aku bisa tau ? apakah aku sangat mengenalnya? Oh iya bila nama nya di singkat per kata menghasilkan M.O.E, Ya dia adalah si M.O.E. Nama yang sangat tak asing lagi, Nama gadis yang selalu kusukai selama 2 tahun di junior schoolku ini.

Tiba tiba suasana kembali menjadi samar samar, sekarang aku dapat melihat M.O.E dari samping, dan ada seseorang di depannya. Orang itu adalah aku, aku terlihat sangat gugup. Dengan tangan yang gemetaran, aku memberikan bunga mawar ini untuknya.

“Mmm… Sebenarnya aku selama ini memendam rasa sama kamu” Ucapku untuknya. aku terlihat sangat gugup, sangat sangatlah gugup.

“Ini adalah cerita romantisku ?” aku pun penasaran.

“Sebenarnya, selama ini aku suka kamu, maukah kamu jadi pacarku ?” ucapku.

Angin kencang pun kembali menerpa kami berdua. Teman teman sebayaku yang semula bermain, semua menjadi melihat kearah kami berdua. Tatapan mereka yang sangat tajam membuat suasana ini menjadi tidaklah nyaman lagi. Ya, kali ini aku benar benar gugup. Seakan akan semuanya menolakku untuk melakukan hal ini.

“Ah ya, Ini adalah cerita” gumamku

“Tidak mas, aku itu masih imut imut, gamau mikirin pacaran dulu. Emang kamu pedofil (penyuka anak kecil) apa ? aku masih baru mau naik kelas sembilan mas, eh mas ini tembakan mas yang ke berapa kali sih ?” dia ngomel ngomel dengan wajahnya yang sok imut, membuatku hilang selera dengannya.

“It’s my first confession kok dek moe, tenang aja aku rapopo. Btw, aku seangkatanmu dek” aku pun terlihat senyum meng-iya kan pendapat si moe itu. Meski sepertinya, dalam lubuk hatiku saat itu. Itu adalah masa yang paling jleb. Sakitnya itu didalem.

“Ya ini adalah awal dari cerita kehidupan cintaku di dunia ini, ceritaku yang dihiasi tawa, sedih, cinta, kebebasan, mencari jati diri, dan cerita yang dipenuhi oleh kebodohan. Inilah ceritaku”

              

-----------Masih part 1 , kalau bisa saya lanjutkan, ya saya lanjutkan------------
Terima kasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar