Prolog

....aku
tidak menolaknya...” Katanya padaku, selagi angin menghembuskan rambutnya yang
panjang itu serta lampu lampu panggung itu tepat mengarah di belakang tubuhnya,
membuat ia terlihat seperti siluet, dan ia nampak sangat cantik. Ya...
Sangatlah cantik, dia adalah wanita yang tercantik dan akan menjadi yang
tercantik selamanya dalam hidupku.
Ah...
Akhirnya ia menerima permintaanku. Sungguh! Sungguh malam yang sempurna!. Aku
berhasil melakukan yang terbaik dan menjadi yang terbaik di panggung malam ini,
dilengkapi pula dengan tindakannya yang menerima permintaanku. Mungkin ini
adalah hadiah dari ulang tahunku. Hadiah dari tuhan, entah di dunia ini ada
atau tidak. Aku hanya ingin bersyukur, bersyukur dan bersyukur serta lega.
“Hei
...” Ia menyadarkanku dari lamunanku.
“Ah,
Terima kasih ya...” kataku kepadanya diikuti dengan senyum tertulusku.
.....